Puisi ini saya peruntukkan kepada sahabat saya. Sang pemeran. Orisinil dan cerdas dan beberapa waktu lalu pamit. Katanya ingin melukis. Dan belum2 saya sudah rindu. Tapi puisi ini juga mewakilkan yang lain. Yang tak akan saya ceritakan.
Layaknya Hujan Tanpa Aroma
Hujan yang turun
Menggiring ingatanku padamu
Katamu kau suka hujan
Dan lihat sekarang
Milyaran tetes air tumpah
Namun tanah basah enggan menebar aroma
Tidakkah kau tahu
Aroma yang hilang dari tanah yang terguyur hujan
Mematikan hasrat sang pluviophille
Dan keengganan menampilkan perananmu
Membunuh gairahku memahamimu
( kepada sang pemeran )
Layaknya Hujan Tanpa Aroma
Hujan yang turun
Menggiring ingatanku padamu
Katamu kau suka hujan
Dan lihat sekarang
Milyaran tetes air tumpah
Namun tanah basah enggan menebar aroma
Tidakkah kau tahu
Aroma yang hilang dari tanah yang terguyur hujan
Mematikan hasrat sang pluviophille
Dan keengganan menampilkan perananmu
Membunuh gairahku memahamimu
( kepada sang pemeran )
No comments:
Post a Comment